Pages

Shopping Online

Minggu, 09 Desember 2012

Usaha Memperbaiki kwalitas Belajar Sisawa Melalui Optimalisasi Pedagogik


  
      Pendidikan merupakan aspek terpenting untuk dimiliki oleh setiap umat manusia. Karena dengan pendidikan dapat menciptakan perubahan sikap yang baik pada diri seseorang. Pendidikan mempunyai dua proses utama yaitu mengajar dan diajar. Mengajar ditingkat pendidikan formal biasanya dilakukan oleh seorang guru. Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai tiga peranan yaitu sebagai pengajar, pembimbing dan administrator kelas.
     Guru sebagai pengajar berperan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Oleh sebab itu guru dituntut untuk menguasai seperangkat pengetahuan dan keterampilan mengajar. Guru sebagai pembimbing diharapkan dapat memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Hal tersebut menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah sikap yang mengubah tingkah laku peserta menjadi lebih baik. Guru sebagai administrator kelas berperan dalam pengelolaan proses belajar mengajar di kelas. Semua kemampuan mengajar guru ini disebut pedagogi guru. Namun pada kenyataan sekarang masih banyak guru sebagai pengajar, kurang memiliki pedagogi yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru.
        Selain guru yang mengajar, siswa adalah komponen penting dalam penerus generasi mendatang. Dan kewajiban siswa adalah belajar. Belajar dengan giat dan memiliki hasil akhir yang memuaskan adalah impian dari semua siswa. Tapi ada saat dimana siswa itu bosan untuk belajar dan malas dalam mendengarkan guru yang sedang belajar. Budaya bosan dan malas ini memang sulit untuk dihilangkan. Apabila hal seperti ini terjadi lama maka bangsa Indonesia tidak akan pernah mengalami kemajuan. kebiasaan seperti itu haruslah dirubah. maka dari itu peran gurulah yang dapat merubah kebiasaan tersebut.   
        Bagi pendidik, istilah ini pasti sudah tidak asing lagi, dan ilmunya menjadi sebuah acuan dalam praktek mendidik anak. Jika dilihat dari segi istilah, pedagogik sendiri berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu paedos (anak) dan agogos (mengantar, membimbing, memimpin).
Dari dua istilah diatas timbul istilah baru yaitu paedagogos dan pedagog, keduanya memiliki pengertian yang hampir serupa, yaitu sebutan untuk pelayan pada zaman Yunani kuno yang mengantarkan atau membimbing anak dari rumah ke sekolah setelah sampai di sekolah anak dilepas, dalam pengertian pedagog intinya adalah mengantarkan anak menuju pada kedewasaan.
Istilah lainnya yaitu Paedagogia yang berarti pergaulan dengan anak, Pedagogi yang merupakan praktek pendidikan anak dan kemudian muncullah istilah Pedagogik yang berarti ilmu mendidik anak.
       Seorang guru profesional dituntut untuk mempunyai pedagogi yang baik dan benar. Dengan kata lain seorang guru harus mempunyai kemampuan mengajar yang profesional.adapun prinsip prinsip tersebut yaitu :
1.    memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme
2.   memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia
3.    memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas
4.    memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
5.    memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
6.    memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
7.  memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
8.    memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan
9.  memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

       Budaya belajar mengajar di Indonesia. Belajar adalah sebuah kegiatan untuk menimba ilmu yang wajib bagi semua siswa. Karena dengan belajar siswa bisa memahami apa yang harus dia kerjakan untuk memenuhi kebutuhan dimasa depan. Salah satunya yaitu belajar di dalam pendidikan formal (sekolah). Tak terlepas juga di negara Indonesia.
      Sistem mengajar di Indonesia sebenarnya sama dengan sistem mengajar di negara lain. Yaitu guru memberi materi dan murid menerima materi. Hanya yang membedakan adalah penerimaan dari materi yang diberikan oleh guru kepada muridnya. Para siswa Indonesia, masih sulit untuk mengonsentrasikan pikiran mereka saat mereka belajar baik di kelas maupun di luar kelas. Para siswa juga melihat bagaimana guru yang mengajar mereka. Biasany apabila guru itu menarik, pintar dan mengetahui keadaan siswa maka siswa mau belajar dengan giat. Sebaliknya apabila guru yang mengajar tidak menarik dan membosankan maka minat untukbelajar berkurang.
     Yang jadi masalah sekarang adalah masih banyak guru yang belum memiliki pedagogi atau kemampuan mengajar yang baik. Mereka hanya melaksanakan tugas memberi materi tidak peduli apakah siswa tersebut sudah paham atau belum. Atau juga sebaliknya siswa juga hanya diam saja ketika guru memberi kesempatan bertanya. Meskipun mereka belum paham tenang materi tapi mereka memilih untuk diam. Sehingga sistem belajar mengajar yang terjadi kurang menarik atau bisa dibilang membosankan.
       Faktor- faktor yang menyebabkan motivasi belajar siswa kurang dan memepengaruhi kualitas budaya siswa
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif atau daya menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
      Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan serangkaian kegiatan belajar. Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi intrinsic) dan dapat timbul dari luar diri siswa/motivasi ekstrinsik Kegiatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Rendahnya kepedulian orang tua dan guru, merupakan salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan motivasi belajar anak..
      Fakta yang terjadi selama ini menunjukan bahwa  ketika ada permasalahan tentang rendahnya motivasi belajar siswa, guru dan orang tua terkesan tidak mau peduli terhadap hal itu, guru membiarkan siswa malas belajar dan orang tua pun tidak peduli dengan kondisi belajar anak. Maka untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa orang tua dan guru perlu mengetahui penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dan factor-faktor yang mempengaruhinya.
      Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa diantaranya  adalah sebagai berikut:
1.    Metode mengajar guru. Metode dan cara-cara mengajar guru yang monoton dan  tidak menyenangkan akan mempengaruhi motivasi belajar siswa
2.    Tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas
3.    Tidak adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa
4.    Latar belakang ekonomi dan social budaya siswa
5.    Sebagian besar siswa yang berekonomi lemah tidak mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar dan melanjutkan pendidikan  ke jenjang yang lebih tinggi. Contohnya siswa yang berasal dari pesisir pantai misalnya lebih memilih langsung bekerja melaut dari pada bersekolah, .
6.    Kemajuan teknologi dan informasi. Siswa hanya memanfaatkan produk teknologi dan informasi untuk memuaskan kebutuhan kesenangan saja.
7.    Merasa kurang mampu terhadap mata pelajaran tertentu, seperti matematika, dan bahasa inggris
8.    Masalah pribadi siswa baik dengan orang tua, teman maupun dengan lingkungan sekitarnya.
       Raymond dan Judith (2004:24)  mengungkapkan ada empat pengaruh utama dalam motivasi belajar seorang anak yaitu
       Budaya. Masing-masing kelompok atau etnis telah menetapkan dan menyatakan secara tidak langsung nilai-nilai yang berkenaan  dengan pengetahuan baik dalam pengertian akademis maupun tradisional. Nilai-nilai itu terungkap melalui pengaruh agama, undang-undang politik untuk pendidikan serta melalui harapan-harapan orang tua yang berkenaan dengan persiapan anak-anak mereka dalam hubungannya dengan sekolah. Hal–hal ini akan mempengaruhi motivasi belajar anak.
         Keluarga. Berdasarkan penelitian orang tua memberi pengaruh utama dalam memotivasi belajar seorang anak. Pengaruh mereka terhadap perkembangan motivasi belajar anak-anak memeberi pengaruh yang sangat kuat dalam setiap perkembangannya dan akan terus berlanjut sampai habis masa SMA dan sesudahnya.
         Sekolah. Ketika sampai pada motivasi belajar, para gurulah yang membuat sebuah perbedaan. Dalam banyak hal mereka tidak sekuat seperti orang tua. Tetapi mereka bisa membuat kehidupan sekolah mnjadi menyenangkan atau menarik. Dan kita bisa mengingat seorang guru yang memenuhi ruang kelas dengan kegembiraan dan harapan serta membukakan pintu-pintu kita untuk menemukan pengetahuan yang mengagumkan.
       Diri anak itu sendiri. Murid-murid yang mempunyai kemungkinan paling besar untuk belajar dengan serius, belajar dengan baik dan masih bisa menikmati belajar, memiliki perilaku dan karakter pintar, berkualitas, mempunyai identitas, bisa mengatur diri sendiri sudah pasti  mempengaruhi motivasi belajarnya
        Kualitas belajar suatu siswa bisa diukur dari guru yang mengajar siswa tersebut. Bagaimana cara guru tersebut memberikan materi kepada siswanya. Apakah guru tersebut itu mempunyai pedagogi dan kebisaan yang baik atau guru itu hanya memberi materi tanpa memperhatikan bagaimana keadaan siswa yang di ajarnya. Guru yang memiliki pedagogi dan kebiasaan yang baik akan di hormati oleh murid muridnya. Karena guru itu tahu bagaimana cara mengajar yang baik dan profesional. Siswa akan memperhatikan materi apa saja yang diberikan oleh guru tersebut sehingga belajar yang efisien bisa tercapai.
       Sebaliknya apabila guru tersebut tidak mempunyai pedagogi yang baik maka kualitas belajar suatu siswa tersebut tidak akan maksimal. Karena siswa tersebut akan malas bertemu dengan guru tersebut sehingga belajarpun jadi tidak maksimal.
        Untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, guru harus mempunyai pemahaman pemahaman dan keterampilan yang harus dimiliki guru tersebut.
1.Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.
       Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem pengelolaan pembelajaran yang berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina. Selain itu, guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran di kelas. Secara otentik kedua hal tersebut dapat dibuktikan dengan ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar (akta mengajar) dari lembaga pendidikan yang diakreditasi pemerintah.
 2. Pemahaman terhadap peserta didik
       Guru memiliki pemahaman akan psikologi perkembangan anak, sehingga mengetahui dengan benar pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak didiknya. Guru dapat membimbing anak melewati masa-masa sulit dalam usia yang dialami anak. Selain itu, Guru memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap latar belakang pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-problem yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendekatan yang tepat.
3. pengembangan kurikulum/silabus
       Guru memiliki kemampuan mengembangkan kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah.
 4. Perancangan pembelajaran
        Guru memiliki merencanakan sistem pembelajaran yang memamfaatkan sumber daya yang ada. Semua aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan.
 5. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
         Guru menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat mengeksplor potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan dikembangkan.
 6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran.
    Dalam menyelenggarakan pembelajaran, guru menggunakan teknologi sebagai media. Menyediakan bahan belajar dan mengadministrasikan dengan menggunakan teknologi informasi. Membiasakan anak berinteraksi dengan menggunakan teknologi.
7. Evaluasi hasil belajar
    Guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan meliputi perencanaan, respon anak, hasil belajar anak, metode dan pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan penilaian yang tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan dan solusi secara akurat.
8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
     Guru memiliki kemampuan untuk membimbing anak, menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan ini adalah dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas.
9.Keterampilan Bertanya
       Dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh seorang guru tidaklah lepas dari guru memberikan pertanyaan dan murid memberikan jawaban yang diajukan. Pengertian dan Rasional keterampilan bertanya bertujuan untuk memperoleh informasi untuk memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir. Pertanyaan yang diberikan bisa bersifat suruhan maupun kalimat yang menuntut respon siswa.
10.Keterampilan Memberi Penguatan
      Penguatan adalah suatu respon terhadap suatu tingkah laku dan penampilan siswa. Penguatan adalah suatu respons terhadap suatu tingkah laku siswa yang dapat menimbulkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
11.Keterampilan Mengadakan Variasi
          Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksud sebagai proses perubahan dalam pengajaran yang dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu; variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan alat dan media pembelajaran dan variasi dalam pola interaksi dalam kelas.
12.Keterampilan Menjelaskan
        Menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan, antara sebab akibat, yang diketahui dan yang belum diketahui.
13.Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
         Yang dimaksud dengan keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan situasi siap mental dan menimbulkan siswa agar terpusat perhatian pada apa yang dipelajari.
Yang dimaksud dengan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa.
14.Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
          Diskusi kelompok adalah merupakan salah satu strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui suatu proses yang memberi kesempatan berfikir, berinteraksi sosial serta berlatih bersikap positif.
15.Keterampilan Mengelola Kelas
         Mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan keterampilan untuk mengembalikan pada kondisi belajar yang optimal.
16.Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
       Terjadinya hubungan interpersonal yang sehat dan akrab dapat terjadi antara guru-siswa, maupun antara siswa dan siswa, baik dalam kelompok kecil maupun perorangan.

     Seorang guru itu memiliki peran yang amat penting bagi pendidikan. Tanpa guru maka pendidikan tidak bisa berjalan dengan baik. Tak hanya sekedar guru yang biasa yang dibutuhkan saat ini melainkan guru yang profesional dan memiliki pedagogi guru yang baiklah yang sangat dibutuhkan di Indonesia saat ini. Karena salah satu tolak ukur mengetahui kualitas belajar siswa yaitu dengan mengetahui sebagai mana tingkat kemampuan dan keahlian guru tersebut.
Guru yang mempunyai pedagogi dan kebiasaan yang baik dan mempunyai etos mengajar yang baik, akan sangat mempengaruhi kualitas dari belajar siswa yang dia ajar. Karena siswa juga senang dengan guru yang mempunyai keterampilan mengajar yang menarik. Dan apabila gaya mengajar guru tidak baik maka siswa akan malas belajar dan akan menurunkan kualitas belajar siswa tersebut.



DAFTAR PUSTAKA

   Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

0 komentar:

Posting Komentar