Pages

Shopping Online

Selasa, 04 Desember 2012

TAMAN PINTAR





         Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak pulau, suku dan beranekaragam kebudayaan. Sehingga, tidak heran jika Indonesia memiliki banyak tempat yang menarik untuk dapat dikunjungi. Ini merupakan hal yang positif bagi Indonesia, yang dapat terus di kembangkan untuk menambah pemasukan negara. Indonesia  dengan kondisi alamnya yang indah merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Selain itu, kebudayaan yang unik serta berbagai macam suku yang ada di Indonesia merupakan salah satu potensi yang dapat dijadikan sebuah wisata budaya yang menarik untuk dapat di kembangakan.
Beberapa daerah yang sudah cukup terkenal dengan objek wisata yang tersedia yaitu Bali, Lombok, dan Yogyakarta daerah ini  meiliki potensi tersendiri dalam hal pariwisata yang di kembangkan. Bali, merupakan daerah yang terkenal dengan keindahan alamnya dan sudah cukup dikenal dimata dunia. Selain Bali, Kota Yogyakarta atau yang dikenal sebagai kota budaya juga memiliki berbagai macam daya tarik dimana kebudayaan yang ada selalu menjadikan magnet tersendiri  bagi banyak wisatawan untuk selalu mengunjungi kota ini.
       Yogyakarta menawarkan beberapa objek seperti, Keraton Yogyakarta terkenal karena budayanya yang sangat kental, Malioboro sangat bersahabat dengan wisatawan karena bermacam-macamnya piihan oleh-oleh khas Jogja dengan harga terjangkau, Monumen Serangan Satu Maret dikenal karena itu bukti perjuangan pahlawan saat bertarung melawan penjajah. Monumen Jogja Kembali yang dibangun guna menjadi sarana penanaman karakter bangsa serta pengenalan sejarah. Pendidikan untuk generasi muda agar menghargai jasa pahlawan melalui obyek wisata. Obyek wisata dirasa lebih dapat menyita perhatian generasi muda. Berjalan-jalan sambil menemukan pengetahuan baru yang berkaitan dengan sejarah. Satu lagi ialah objek yang belum lama dibangun yaitu Taman Pintar yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif tempat wisata keluarga, dimana menyediakan berbagai macam permainan yang memiliki nilai edukatif.

Sejarah Taman Pintar

          Taman Pintar merupakan obyek wisata pendidikan keluarga di Kota Yogyakarta yang menawarkan wahana belajar sekaligus rekreasi yang komplit untuk anak-anak, mulai dari usia pra sekolah hingga tingkat sekolah menengah. Rentang usia kelompok sasaran ini dipilih karena dipandang sebagai generasi penerus bangsa yang potensial untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
Di dalam taman yang digagas oleh Wali Kota Yogyakarta, Herry Zudianto, SE.Akt, MM, dan dibangun di atas lahan seluas 12.000 meter persegi ini, terdapat enam zona dengan bermacam wahana bermain dan belajar yang disertai alat peraga iptek. Begitu memasuki kawasan ini, pengunjung dapat langsung menyaksikan dan mencoba hasil karya inovasi teknologi dan permainan dari pelbagai wahana tersebut. Di Indonesia, terbentuknya taman semacam ini diawali dengan berdirinya pusat peragaan iptek yang berlokasi di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Dari sinilah mulai berkembang pusat peragaan iptek lainnya di kota-kota lain, termasuk Taman Pintar di Yogyakarta dan Jawa Timur Park di Malang, selang puluhan tahun kemudian.
          Pembangunan Taman Pintar dimulai sejak Mei 2006 dan diresmikan pada 9 Juni 2007 oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwono X, bersama dua menteri, yakni Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Kusmayanto Kadiman, P.hD. dan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA. Taman ini memadukan secara serasi konsep pendidikan dan konsep permainan sebagai sarana penyebaran informasi tentang hiburan dan khazanah iptek. Pendekatan taman ini dalam menyampaikan iptek dilakukan melalui berbagai media dengan tujuan meningkatkan apresiasi, merangsang rasa ingin tahu, menumbuhkan kesadaran, dan memancing kreatifitas anak-anak terhadap iptek.
Dengan pendekatan itulah taman ini memilih maskot berupa “Burung Hantu Memakai Blangkon”. Burung Hantu dimaknai sebagai burung malam yang mempunyai kepekaan tinggi, mampu mempelajari, dan mampu merasakan kejadian alam yang ada di sekitarnya, sedangkan blangkon merupakan pakaian adat Yogyakarta yang digunakan untuk menutup kepala laki-laki. Adapun moto taman ini menggunakan landasan filosofis yang diadopsi dari ajaran Ki Hadjar Dewantara, yakni 3N: Niteni (memahami/mengingat), Nirokake (menirukan), dan Nambahi (mengembangkan). Dalam konteks masa kini, filosofi tersebut menemukan relevansinya dengan proses transfer ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengacu pada konsep 3A, yaitu: Adopt, Adapt, dan Advance.
          Secara garis besar, materi isi taman ini terbagi menurut kelompok usia dan penekanan materi. Untuk kelompok usia, dibagi menurut tingkat pra sekolah, taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga sekolah menengah, sedangkan untuk penekanan materinya, diwujudkan dalam bentuk interaksi antara pengunjung dengan materi yang disampaikan melalui anjungan yang ada, mulai dari anjungan permainan, anjungan pengenalan, anjungan materi ilmu-ilmu dasar, hingga anjungan penerapan iptek. Format materinya disusun dalam bentuk sub-sub tema dan zonasi ruang sebagai media penyampaian materi yang terkandung.
Selain itu, model pembelajaran taman ini secara umum dikonsep untuk meningkatkan mutu pendidikan di tengah kurangnya minat baca masyarakat, khususnya anak-anak. Dengan model alat peraga, misalnya, pengunjung anak-anak akan lebih tertarik untuk mengembangkan kecerdasannya dan dapat menyelesaikan berbagai masalah dengan daya pikirnya sendiri. Orangtua dituntut perannya untuk memilih wahana permainan dan pembelajaran yang pas dengan usia anak. Jangan sampai perkembangan anak dipaksakan untuk bermain dan mengerjakan alat peraga iptek yang tidak seharusnya dikerjakan.
           Di dalam taman yang dibangun dengan biaya Rp 53 milyar ini terdapat enam zona yang disesuaikan dengan sub-sub tema materi isi, antara lain Playground area, Gedung PAUD barat dan PAUD timur, Gedung Oval lantai 1, Gedung Oval lantai 2, Gedung Kotak lantai 2, dan Gedung Memorabilia. Pada masing-masing zona memiliki berbagai wahana unggulan, antara lain Taman Bermain, Penjelajah Kecil, Petualangan Lingkungan, Titian Penemuan, Titian Sains, Jembatan Sains, Indonesiaku, Teknologi Canggih, dan Teknologi Populer. Masing-masing wahana memiliki luas dan arsitektur bangunan yang mirip, tapi dari segi materi mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Pengunjung pun akan merasakan kemiripan sekaligus perbedaannya ketika memasuki masing-masing wahana taman ini.
          Wahana Taman Bermain, misalnya, selain dapat digunakan sebagai ruang tunggu dan ruang publik bagi pengunjung, juga dapat digunakan sebagai area bermain anak-anak guna menumbuhkan kecerdasan dan keterampilan. Anak-anak bisa belajar sains dengan gembira. Sebut saja, permainan cakram warna, permainan air, dan dinding berdendang. Di tiga area permainan ini, anak-anak dapat belajar tentang munculnya warna, terjadinya pelangi, dan sumber bunyi. Bahkan di beberapa jalan setapak, ada telapak kaki raksasa dengan pertanyaan-pertanyaan sains menggoda, seperti mengapa ceret mengeluarkan bunyi jika air mendidih. Sedangkan pada wahana Petualangan Lingkungan, pengunjung akan disuguhi anjungan akuarium air tawar, hutan buatan, simulasi gempa, dan simulasi tsunami. Area ini bertujuan memperkenalkan sains dan membentuk kepedulian terhadap lingkungan dengan penekanan pada keseimbangan lingkungan.
          Selain itu, pada wahana Titian Penemuan, pengunjung dapat mengetahui aneka penemuan (mulai dari penemuan roda, lampu, telpon, sampai listrik), penciptaan, perkembangan sains, dan implikasinya terhadap peradaban umat manusia. Wahana ini memiliki dua bagian, yaitu Sejarah Sains dan Penemu Besar Dunia. Bagian Sejarah Sains memaparkan perkembangan peradaban manusia seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan pada bagian Penemu Besar Dunia menyajikan para penemu teknologi besar dunia, sejak zaman Yunani kuno hingga abad ke-20. Kedua bagian yang penyajiannya disusun secara historis ini bertujuan memperkenalkan keterkaitan penemuan terdahulu dengan perkembangan teknologi saat ini.
         Wahana lainnya adalah Titian Sains yang memperkenalkan pembelajaran dengan metode ilmiah. Wahana ini memiliki dua bagian untuk anak-anak yang berminat pada penelitian, yaitu anjungan duga-duga yang memaparkan urutan langkah-langkah dalam metode penelitian dan anjungan penggalian fosil yang merupakan contoh konkret dari langkah-langkah penelitian tersebut. Selain itu, di Taman Pintar ini juga terdapat wahana Jembatan Sains untuk memperkenalkan ilmu-ilmu dasar seperti matematika, fisika, kimia, dan biologi dengan penekanan pada penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Model penyampaiannya pun dilakukan secara interaktif sehingga dapat meningkatkan apresiasi pengunjung terhadap sains.
Guna memperkenalkan khazanah budaya Indonesia secara geografis, di Taman Pintar telah terdapat wahana Indonesiaku yang terdiri atas tiga bagian yaitu, Kekayaan Alam Indonesia, Warisan leluhur, dan Teknologi Indonesia Modern. Penekanan yang diharapkan dari wahana ini adalah rasa bangga sebagai orang Indonesia dan keinginan untuk berkreasi di bidang iptek untuk kemajuan bangsa dan negara.
          Sementara dalam wahana Teknologi Populer, pengunjung dapat mengenal teknologi yang sering digunakan masyarakat luas dari sudut pandang ilmu pengetahuan, sehingga mempunyai apresiasi untuk mengembangkan teknologi yang telah ada. Sedangkan dalam wahana Teknologi Canggih, pengunjung diajak bermain-main dengan imajinasi dalam penerapan teknologi di masa depan.
Jadwal Buka
1.    Selasa - Jumat pk 09.00 -16.00 WIB
2.    Sabtu - Minggu pk 08.30 - 20.00 WIB
3.    Senin tutup (kecuali hari libur nasional dan musim liburan sekolah)

Harga Tiket
1.    Playground: gratis
2.    Gedung PAUD: Rp 500 / anak (2-7 tahun)
3.    Gedung Oval & Kotak: Rp. 5.000 / anak, Rp. 15.000 / dewasa
4.    Gedung Memorabilia: Rp. 1.000 / anak, Rp. 2.000 / dewasa
5.    Teater 3D: Rp. 15.000 / orang
6.    Bagi pengunjung rombongan disarankan untuk melakukan reservasi secara tertulis ke pihak pengelola tiga hari sebelum kunjungan.
         Taman Pintar berlokasi di jantung Kota Yogyakarta, tepatnya di Jalan Panembahan Senopati No. 3, Yogyakarta, Indonesia. Lokasi taman ini sebelumnya merupakan lokasi Shooping Center yang kini direlokasi ke sebelah utara taman ini, bersebelahan dengan Taman Budaya Yogyakarta, Gedung Societet Militair, dan Pasar Beringharjo. Di sebelah selatan taman ini terdapat Bank Indonesia Cabang Yogyakarta, Kantor Pos Besar Yogyakarta, dan Keraton Yogyakarta. Di sebelah timurnya terdapat Pos Polisi, sedangkan di sebelah baratnya terdapat Monumen Serangan Umum 1 Maret, Benteng Vredeburg, Gedung Agung, dan Jalan Malioboro
        Akses menuju Taman Pintar tidak terlalu sulit karena letaknya persis di pinggir utara Jalan Panembahan Senopati No. 3. Di samping itu, taman ini juga relatif dekat dari Bandara Adi Sucipto (sekitar 8 km), dari Terminal Giwangan (sekitar 6 km), dari Stasiun Lempuyangan (sekitar 3 km), dan dari Stasiun Tugu (sekitar 2 km). Bagi turis domestik atau mancanegara yang berangkat dari Bandara Adi Sucipto dapat menggunakan Bus Trans-Jogja [trayek 3A atau 3B] melewati Jalan Malioboro. Setelah sekitar 25 menit dan membayar ongkos sekitar Rp 3.000, wisatawan dapat turun di depan Taman Pintar. Sedangkan wisatawan yang berangkat dari Terminal Giwangan dapat menggunakan bus kota jalur 4 atau 10 melewati Jalan Malioboro, kemudian turun di depan Benteng Vredeburg dengan membayar ongkos sekitar Rp 2.500. Dari Benteng Vredeburg, pewisata dapat berjalan kaki ke arah timur menuju Taman Pintar. Bagi wisatawan yang berangkat dari Stasiun Tugu dapat menggunakan becak atau andong menuju taman ini dengan membayar ongkos kurang lebih sebesar Rp 10.000. Sedangkan wisatawan yang berangkat dari Stasiun Lempuyangan dapat menggunakan taksi menuju taman ini dengan membayar ongkos kurang lebih sebesar Rp 20.000.
           Taman Pintar bukan hanya sebuah taman yang menyajikan permainan untuk anak-anak, melainkan juga merupakan sebuah tempat di mana banyak kegiatan dihidupkan. Hal ini terlihat dari banyaknya jadwal kegiatan yang tersusun rapi untuk dilaksanakan secara profesional. Wisatawan dapat mengunjungi kantor pengelola jika ingin mengetahui agenda kegiatan yang terjadwal di papan informasi. Agenda kegiatan tersebut antara lain, pentas seni, seperti pentas tari dan pentas musik, dan aneka lomba, seperti lomba menggambar dan lomba mengarang untuk anak-anak.
            Fasilitas pendukung yang terdapat di taman ini adalah laboratorium, perpustakaan, mushola, toilet, ruang pertunjukkan (indoor dan outdoor), ruang pertemuan, toko suvenir, toko buku, dan halaman parkir yang luas.

Daftar Pustaka

 I Gde Pitana dan Putu G. Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: ANDI.

0 komentar:

Posting Komentar