Pages

Shopping Online

Selasa, 27 November 2012

KELOMPOK SOSIAL



A.    Pengertian Kelompok Sosial
Secara sosiologis istilah kelompok mempunyai pengertian sebagai suatu kumpulan dari orang-orang yang mempunyai hubungan dan berinteraksi, di mana dapat mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama. Kelompok-kelompok sosial tersebut merupakan kesatuan-kesatuan dari manusia yang hidup bersama, punya keinginan sama, bekerja bersama, bertujuan sama, dan berperasaan sama. Jadi perasaan persatuan dalam kelompok sosial akan tercapai apabila setiap anggota kelompok mempunyai pandangan yang sama tentang masa depan yang bersama, dan dengan sadar di antara mereka mengetahui tugas-tugas dan syarat-syarat untuk mewujudkan masa depannya itu.

Pengertian kelompok sosial menurut beberapa ahli:
1.      Joseph S. Roucek dan Roland L. Warren (1984)
Kelompok sosial merupakan satu kelompok meliputi dua atau lebih manusia yang di antara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh para anggotanya atau orang lain secara keseluruhan.

2.      Mayor Polak (1979)
Kelompok adalah suatu group, yaitu sejumlah orang yang ada antara hubungan satu sama lain dan antarhubungan itu bersifat sebagai sebuah struktur.

3.      Wila Huky (1982)
Kelompok merupakan suatu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi.
            Menurut Huky ada beberapa ciri dasar dari suatu kelompok, antara lain:
1.      Kelompok selalu terdiri dari paling sedikit dua orang dan dapat bertambah lebih dari itu
2.      Di antara para anggotanya terdapat interaksi dan komunikasi
3.      Komunikasi dan interaksi yang terjadi harus bersifat timbal balik
4.      Kelompok-kelompok itu bisa sepanjang hidup atau jangka panjang, namun juga dapat bersifat sementara atau jangka pendek.
5.      Pengalaman kelompok manusia adalah unik. Dikatakan seperti itu karena meskipun dalam kehidupan binatang juga terjadi kelompok-kelompok, namun kelompok yang mereka bentuk tidak ada kelanjutan kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
6.      Terdapat minat dan kepentingan bersama
7.      Pembentukan kelompok dapat berdasarkan pada situasi yag beraneka-ragam, di mana dalam situasi itu manusia dituntut untuk bersatu.

Menurut Abdul Syani (1987), ada sejumlah sistem yang dapat menyebabkan kelompok dikatakan berstruktur, yaitu:
1.      Adanya sistem dari status-status para anggotanya, seperti sebuah organisasi pemuda yang memiliki susunan pengurus yang sifatnya hierarki
2.      Terdapat nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam mempertahankan kehidupan kelompoknya
3.      Terdapat peranan-peranan sosial (social role) yang merupakan aspek dinamis dari struktur

Selain ada kelompok yang berstruktur terdapat juga kelompok yang tidak berstruktur. Kelompok ini dinamakan kolektivitas, misalnya sekelompok pemuda yang sedang berkumpul di tepi jalan. Kelompok semacam ini tidak berstruktur, di dalamnya tidak terdapat susunan rencana kerja, tidak terdapat aturan-aturan yang disetujui bersama, dan tanpa adanya status yang mengatur kelompoknya. Namun, kolektivitas juga dapat berubah menjadi kelompok yang berstruktur apabila dibentuk semacam kepengurusan atau perencanaan dengan dasar ikatan kelompok.

B.     Proses Terbentuknya Kelompok Sosial
Terbentuknya suatu kelompok sosial karena adanya naluri manusia yang selalu ingin hidup bersama. Manusia sejak dilahirkan sudah mempunyai dorongan naluri untuk hidup berkelompok. Namun dalam perkembangan selanjutnya manusia hidup dengan mempunyai kehendak dan kepentingan yang tidak terbatas. Manusia dalam memenuhi kehendak dan kepentingannya tersebut tidak dapat melakukannya sendiri, melainkan harus dilakukan bersama.
Ada dua hasrat pokok yang dimiliki manusia sehingga ia terdorong untuk hidup berkelompok, yaitu:
1.      Hasrat untuk bersatu dengan manusia-manusia lain di sekitarnya
2.      Hasrat untuk bersatu dengan situasi alam sekitarnya
Menurut Soerjono Soekanto, bahwa himpunan manusia dapat dikatakan sebagai kelompok sosial apabila memenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain:
1.      Setiap anggota kelompok mempunyai kesadaran bahwa ia merupakan anggota dari kelompoknya
2.      Ada hubungan timbal balik antara anggota satu dengan anggota yang lainnya
3.      Ada suatu faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tersebut antara lain tujuan yang sama, kepentingan yang sama, dan lain-lain.
4.      Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.

C.     Macam-macam Kelompok Sosial
1.      Kelompok Kekerabatan
Dalam kehidupan masyarakat yang masih sederhana atau paling tidak kelompok yang memiliki jumlah anggota terbatas, biasanya hubungan antara masing-masing anggotanya saling mengenal secara mendalam. Yang menjadi dasar kekuatan ikatan kelompok semacam ini adalah sistem kekerabatan; terdiri dari anggota keluarga, termasuk pula atas dasar persamaan pekerjaan atau status sosial dalam masyarakat. Keanggotaan kelompok masing-masing mempunyai prestise tertentu sesuai dengan adat-istiadat yang berlaku.  Ukuran yang paling utama dalam kelompok ini adalah bahwa individu lebih dekat dengan kehidupan keluarga, tetangga atau individu lain yang dianggap dapat berfungsi membina kerukunan-kerukunan sosial dalam kehidupan mereka. Ciri yang lain adalah bahwa kelompok ini kadang-kadang bersifat pamrih, maksudnya adalah merasa tidak enak apabila tidak membalas kebaikan yang dilakukan orang lain terhadapnya.
2.      Kelompok utama dan kelompok sekunder
Sering disebut sebagai primary-group dan secondary group. Secara sosiologis kelompok ini sering disebut sebagai we feeling, di mana perasaan memiliki anggota terhadap kelompoknya sangat besar.
Menurut Charles Horton Cooley, primary group adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri saling mengenal antara anggota-anggotanya serta kerjasama erat yang bersifat pribadi. Tujuan individu menjadi tujuan kelompok. Menurut C.H.Cooley ada beberapa syarat kelompok primer, yaitu:
a.       Anggota-anggota kelompo secara fisik berdekatan satu sama lainnya
b.      Jumlah anggota kelompok tersebut sedikit
c.       Hubungan antara anggota kelompok bersifat langgeng. Teori ini didasarkan pada kondisi masyarakat tertentu yang bersifat statis.
Kelompok sekunder adalah kelompok yang memiliki anggota yang lebih banyak, tidak selalu mengenal, tidak langsung fungsional, rasional dan lebih ditujukan kepada tujuan pribadi. Sifat kelanggengan hubungan bersifat sementara.
Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara kelompok primer dengan kelompok sekunder:
Kelompok primer
Kelompok sekunder
Jumlah anggota sedikit, kurang dari 30 anggota
Jumlah anggota banyak, lebih dari 30 orang
Hubungan bersifat pribadi dan akrab
Hubungan bersifat tidak pribadi dan jauh antara sesama anggota
Komunikasi tatap muka sering terjadi
Komunikasi tatap muka jarang terjadi
Bersifat permanen, para anggota berada bersama dalam waktu yang lebih lama
Bersifat temporer, para anggota berada bersama-sama dalam aktu yang relative singkat
Para anggota saling mengenal secara baik dan mempunyai perasaan loyalitas atau we feeling yang kuat
Anggota tidak saling mengenal secara baik
Bersifat informal
Bersifat lebih formal
Keputusan dalam kelompok bersifat tradisional dan kurang rasional
Keputusan dalam kelompok lebih rasional dan menekankan pada efisiensi

3.      Gemeinschaft dan Gesellschaft
Gemeinschaft dan Gesellschaft adalah pokok pikiran yang diciptakan oleh Ferdinand Tonnies. Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal. Bersifat organis. Bentuk kelompok ini dapat dijumpai di masyarakat pedesaan atau pada masyarakat yang masih tergolong sederhana. Gemeinschaft mempunyai beberapa ciri pokok, yaitu:
a.       Intimate, artinya hubungan menyeluruh yang mesra sekali
b.      Private, artinya hubungan pribadi khusus untuk beberapa orang saja
c.       Exclusive, artinya bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk kita saja dan tidak untuk orang-orang lain di luar kita.
Tonnies mengatakan bahwa dalam setiap masyarakat selalu ada salah satu di antara tiga kelompok Gemeinschaft, yaitu:
a.       Gemeinschaft by blood, didasarkan pada ikatan darah atau keturunan. Contoh keluarga, kelompok kekerabatan
b.      Gemeinschaft of place, terdiri dari orang-orang yang berdekatan tempat tinggalnya sehingga dapat saling tolong-menolong. Contoh Rukun Tetangga, Rukun Warga
c.       Gemeinschaft of mind, terdiri dari orang-orang yang walaupun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berddekatan, akan tetapi mereka mempunyai hubungan jiwa dan pikiran yang sama, karena ideology yang sama.

Sedangkan Gesellschaft adalah kelompok yang didasari oleh ikatan lahiriah yang jangka waktunya hanya terbatas. Bersifat mekanis. Gemeinschaft berbeda dengan Gesellschaft. Perbedaannya adalah sbb:


Gemeinschaft
Gesellschaft
Personal (berkepribadian jelas)
Impersonal
 (kurang berkepribadian jelas)
Informal
Formal
Tradisional
Nilai guna (utilitarian)
Sentimental
Realistic
Umum
Khusus


4.      Kelompok formal dan kelompok informal
Kelompok formal adalah kelompok-kelompok yang sengaja diciptakan dan didasarkan pada aturan-aturan yang tegas. Aturan-aturan yang dimaksudkan sebagai sarana untuk mengatur hubungan antar anggotanya di dalam setiap usaha mencapai tujuannya. Status-status yang dimiliki oleh anggotanya diatur pula sesuai dengan pembatasan tugas dan wewenangnya. Contohnya adalah instansi pemerintah, perguruan tinggi, dll.
Kelompok informal adalah kelompok-kelompok yang terbentuk karena kuantitas pertemuan cukup tinggi dan berulang-ulang. Setiap pertemuan dilakukan atas dasar kepentingan dan pengalaman masing-masing yang relative sama. Dalam kelompok informal terdapat juga klik (qliques), yaitu kelompok yang terikat kuat atas dasar persahabatan atau kepentingan bersama dan mempunyai perasaan kelompok yang sangat kuat.

5.      Membership group dan Reference group
Menurut Robert K.Merton, bahwa Membership group merupakan kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Mempunyai kepentingan yang sama, dan lain-lain.
Reference group adalah kelompok social yang dijadikan sebagai perbandingan seseorang yang bukan sebagai anggotanya. Secara umum kelompok referensi merupakan kelompok yang menurut pandangan seseorang mengakui, menerima, dan mengidentifikasikan dirinya tanpa harus menjadi anggotanya.
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengutip pendapat Robert K.Merton, bahwa ada dua tipe umum dari Reference Group, yaitu:
a.       Tipe normatif (normative type) yang menentukan dasar-dasar bagi kepribadian seseorang. Tipe ini merupakan sumber nilai-nilai bagi individu-individu baik yang menjadi anggota maupun yang bukan anggota kelompok tersebut. Misalnya seorang anggota Angkatan Bersenjata berpegang teguh terhadap tradisi yang telah dipelihara oleh para veteran.
b.      Tipe perbandingan (comparison type)  yang merupakan suatu pegangan bagi individu di dalam menilai kepribadiannya. Tipe ini merupakan perbandingan untuk memberi kedudukan seseorang, misalnya status ekonomi seseorang dibandingkan dengan status ekonomi orang lain yang semasyarakat.

Daftar Pustaka:
Abdulsyani. 1992. Sosiologi: Skematika, Teori, dan Terapan. Bandar Lampung: Bumi Aksara

0 komentar:

Posting Komentar